Banyak jenis bahan pembungkus makanan yang beredar di pasaran. Mana yang paling berbahaya atau yang paling aman, kita tidah tahu. Padahal, keamanan pembungkus makanan sangat penting, lo! Soalnya bisa saja bahan yang digunakan untuk pembungkus mengeluarkan zat berbahaya untuk kesehatan.
Makassar Pemerintah yang memiliki peran penting dalam mengatur dan mengawasi peredaran makanan kemasan tanpa izin edar dan kadaluarsa di pasaran membentuk suatu Lembaga Pemerintah Non Departemen yaitu Badan Pengawasan Obat dan Makanan yang memiliki Sistem Pengawasan Obat dan Makanan yang efektif dan efisien yang mampu mencegah dan mengawasi produk-produk tersebut.
Jenisplastik PVC sendiri mengandung zat Diethylhydroxylamine (DEHA), DEHA berbahaya bagi tubuh ketika plastik ini meleleh dan bercampur dengan makanan yang suhunya sekitar 15 derajat celcius, akan berdampak pada baian tubuh ginjal, hati, dan juga memengaruhi berat badan. 4. Plastik Jenis Low Density Polyethylene (LDPE)
Kemasanberbahaya yang digunakan untuk membungkus makanan terbuat dari . A. bahan polimer PE Berikut jenis peralatan yang digunakan untuk menghaluskan makanan, kecuali .. A. parutan. B. alu dan lumpang. C. kukusan. D. ulekan. Jawaban: Berikut kelemahan dari kemasan plastik, kecuali . A. tidak tahan panas. B. tidak hermetis. C
Kemasantradisonal yang sering digunakan untuk membungkus makanan adalah - on study-assistant.com. id-jawaban.com. Akuntansi; B. Arab; Kemasan berbahaya yg digunakan untuk membungkus makanan dapat terbuat dari plastik atau sterofoam. Kemasan berbahaya yg digunakan utk membungkus makanan terbuat dari bahan pakai lalu
Jenisdaun pisang yang bisa digunakan adalah pisang raja, pisang batu, dan pisang kapok.Daun pisang tidak berpori sehingga masakan tidak merembes keluar. Selain itu, ukurannya yang besar juga memudahkan ketika membungkus masakan. Daun pisang tidak mudah robek namun tetap lentur ketika sudah dipanaskan.
Wadahkemasan untuk makanan yang biasa digunakan masyarakat terbuat dari a. daun, plastik, ataupun styrofoam b. kertas, piring, ataupun styrofoam c. gelas, plastik, ataupun piring d. kertas, plastik, ataupun styrofoam Jawaban : d. Kertas, plastik, ataupun styrofoam Pembahasan : Kemasan produk secara umum adalah suatu wadah ataupun pembungkus yang memiliki fungsi untuk mencegah ataupun
Pembungkusmakanan yang digunakan untuk mewadahi atau membungkus juga harus dapat melindungi makanan yang ada di dalamnya. Bahan yang digunakan tidak boleh terbuat dari bahan yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat. Namun, tidak hanya masalah kemasan yang harus diperhatikan tapi makanan yang ada dalam kemasan itu juga harus dapat bertahan
MDFIDCW. Membungkus makanan panas dengan plastik saat ini telah menjadi praktik yang umum dilakukan. Padahal, bahaya plastik yang kerap disepelekan ini, bisa berpengaruh terhadap kesehatan tubuh Anda. Kita harus menghindari penggunaan plastik dalam keadaan panas dikarenakan plastik terbuat dari berbagai bahan maupun komponen kimia yang berbahaya. Salah satunya adalah BPA. Membungkus makanan panas dengan plastik dapat memindahkan komponen-komponen berbahaya tersebut ke makanan yang kita makan, hingga akhirnya masuk ke tubuh. Plastik dengan kandungan BPA Bisphenol A diketahui dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti penurunan kesuburan pada pria maupun wanita. PS Polystyrene yang bersifat karsinogenik dan memicu kanker, atau PVC Polyvinyl Chlorida pun tak kalah berbahaya bagi kesehatan Anda. Agar Anda lebih waspada dan bijak dalam menggunakan bungkus plastik untuk makanan, perhatikan bahaya plastik berikut ini bagi kesehatan. Bahaya plastik kemasan makanan bagi kesehatan? Sebagian besar jenis plastik mengandung bahan berbahaya yang apabila masuk ke tubuh dalam jumlah tertentu dapat menimbulkan masalah pada kesehatan, karena faktor-faktor berikut ini. 1. Plastik mengandung bisphenol A BPA BPA merupakan bahan yang terdapat pada sebagian besar plastik yang digunakan untuk botol air kemasan, makanan kaleng dan botol minum bayi. Dibandingkan dengan bahan kimia lain, bahan inilah yang paling umum terdeteksi terdapat di tubuh. Ketika kita mengonsumsi makanan yang dibungkus dengan plastik, bahan ini dapat masuk ke tubuh dan ikut ke dalam aliran darah. Apabila BPA yang terdapat di tubuh telah sampai pada jumlah tertentu, bahan kimia ini dapat merusak fungsi hormon di tubuh, terutama hormon estrogen. BPA juga diduga dapat menjadi salah satu pemicu timbulnya kanker, gangguan daya tahan tubuh, mempercepat pubertas, obesitas menjadi salah satu faktor risiko diabetes, dan perilaku hiperaktif. 2. Bahan kimia ftalat dalam plastik berbahaya bagi tubuh Ftalat, seperti halnya BPA, juga dapat mengganggu fungsi hormon, dalam hal ini, hormon testosteron. Pada percobaan yang dilakukan menggunakan hewan uji, ftalat dalam jumlah tertentu diduga dapat menghalangi fungsi testosteron di tubuh, sehingga memengaruhi organ reproduksi pria dan organ lainnya. Tingginya kadar ftalat di tubuh bahkan telah dihubungkan dengan rendahnya jumlah produksi, serta kualitas sperma pada pria dewasa. Pengaruh komponen ini juga dapat dilihat pada ibu hamil. Ftalat meningkatkan risiko kelainan minor organ reproduksi pada anak laki-laki. Selain kedua bahan tersebut, Anda juga perlu berhati-hati dengan bahan lainnya seperti polyvinyl chloride PVC. Dalam jumlah tertentu, PVC dipercaya dapat meningkatkan risiko terkena kanker, cacat lahir, gangguan pencernaan hingga gangguan fungsi hati. Baca JugaPotensi Manfaat Sea Buckthorn untuk Kulit dan Kesehatan TubuhDaftar 15 Makanan Bernutrisi Tinggi yang Wajib DikonsumsiRekomendasi Menu Sarapan Pagi Terbaik untuk Menjaga Kesehatan Tubuh Cara mengurangi bahaya plastik kemasan makanan Melihat bahaya plastik bagi kesehatan, penggunaannya tentu perlu dibatasi. Berikut ini tips bagi Anda untuk menghindari bahaya plastik yang digunakan untuk membungkus makanan 1. Ganti bungkus makanan plastik dengan bahan lain Saat Anda membeli makanan dari suatu tempat, sebaiknya membawa wadah sendiri yang terbuat dari kaca atau metal. Jika menggunakan wadah plastik, sebaiknya hindari yang mengandung bahan berbahaya seperti BPA. 2. Panaskan makanan dengan benar Hindari menutup makanan dengan plastik saat memanaskan di microwave. Sebagai penggantinya, Anda dapat menggunakan tisu makan. Anda juga disarankan untuk tidak menyimpan makanan berlemak di wadah plastik. Pindahkan makanan ke atas piring kaca sebelum dipanaskan. 3. Lihat tanda label pada wadah plastik Hindari menggunakan wadah plastik yang dilabeli angka 3 dan angka 7. Angka tersebut menandakan bahan plastik yang digunakan. Angka 3 menunjukkan bahan PVC, sedangkan angka 7 menunjukkan bahan polycarbonate dengan BPA. Mengurangi penggunaan plastik dalam membungkus makanan panas memang bukan perkara mudah. Pasalnya, bahan yang satu ini begitu sudah begitu sering digunakan. Namun, Anda dapat memulainya secara perlahan. Salah satunya, dengan membeli tempat makan tanpa BPA. 4. Hindari makanan kaleng Sebaiknya Anda membatasi konsumsi makanan kaleng dan beralih ke makanan beku atau makanan segar. Selain menghindari BPA, Anda juga akan mendapatkan lebih banyak nutrisi yang sehat dan lebih sedikit natrium. Kedua faktor ini merupakan langkah menuju pola makan yang lebih sehat dan mencegah Anda dari berbagai penyakit berbahaya. 5. Hindari susu kaleng untuk bayi Anda Jika Anda memiliki bayi yang masih membutuhkan asupan susu yang cukup, sebaiknya Anda menghindari susu dalam kemasan kaleng untuk mencegah dampak buruk dari kemasannya. Anda sebaiknya tetap memberikan ASI eksklusif saat bayi Anda lapar, atau gunakan susu formula bubuk yang tidak berkemasan kaleng agar kandungan di dalamnya tidak terganggu.
Sebelum membeli makanan maupun minuman kemasan, pastikan kemasan pada produknya kedap udara. Pasalnya, makanan atau minuman harus disimpan dalam kemasan kedap udara untuk mencegah kontaminasi bakteri. Makanan dan minuman yang tidak dikemas dengan benar dapat membuka peluang bagi bakteri untuk masuk dan mengontaminasi produk. 2. Kemasan tidak rusak/penyok Jangan lupa untuk memperhatikan terlebih dulu bentuk kemasan produk yang akan dibeli. Jika kemasan sudah rusak, robek, atau penyok maka ada kemungkinan produk yang ada di dalamnya sudah terpapar udara di luar atau terkana paparan sinar matahari dalam waktu yang lama. Hal ini bisa menyebabkan warna dan rasa pada makanan maupun minuman dapat berubah. 3. Selalu pilih produk yang sudah terdaftar di BPOM Sebelum membeli makanan maupun minuman kemasan, selalu lakukan cek KLIK. Cek KLIK itu sendiri terdiri dari cek kemasan, label, izin edar, dan kadaluarsa. Cek KLIK ini berguna untuk memastikan keamanan kandungan pada makanan atau minuman sekaligus menjadi pedoman bagi Anda untuk memilih kemasan makanan dan minuman yang aman untuk kesehatan. Salah satu poin penting dari KLIK adalah pilih produk yang sudah memiliki nomor izin edar NIE dari BPOM. Ketika suatu produk memiliki nomor izin edar dari BPOM, artinya tidak hanya bahan makanan atau minuman saja yang terjamin aman, tetapi juga kemasannya. Jadi, Anda tidak perlu khawatir karena kemasan makanan dan minuman yang sudah terdaftar pada BPOM karena BPOM senantiasa melakukan pengawasan terhadap produk makanan/minuman yang beredar di pasar. Bagaimana dengan kantong teh celup? Anda mungkin pernah mendengar rumor bahwa kantong teh celup mengandung zat karsinogenik jika direndam terlalu lama dengan air panas. Lantas, benarkah demikian? Berdasarkan siaran pers BPOM, kantong teh celup yang memiliki nomor izin edar dari BPOM sudah melalui berbagai evaluasi penilaian keamanan pangan dari kandungan maupun kemasannya. Penilaian keamanan pada kantong teh celup sendiri mensyaratkan pemenuhan terhadap batas migrasi yang baik yaitu jumlah maksimum zat yang bisa berpindah dari kemasan pangan dalam hal ini kantong teh celup, ke dalam bahan pangan misalnya air seduhan teh. Maka dari itu, kantong teh celup aman digunakan walaupun diseduh di air yang panas. Selain itu, BPOM juga menegaskan bahwa kantong teh celup yang aman adalah yang tidak mengandung senyawa klorin sebagai pemutih, karena saat diseduh, klorin dapat ikut larut dan masuk ke dalam tubuh, menyebabkan masalah pencernaan dan memicu radikal bebas. Syarat bahwa kantong teh celup tidak boleh mengandung senyawa klorin ini wajib disertakan kepada BPOM saat permohonan penilaian keamanan produk. Kesimpulannya, perlu diingat bahwa setiap produk yang sudah tersertifikasi BPOM menandakan bahwa kandungan makanan dan kemasan yang digunakan sudah aman untuk makanan karena telah melalui berbagai uji kelayakan. Artinya, produk teh yang memiliki sertifikat BPOM, sudah terjamin terbebas dari bahan-bahan berbahaya. Bukan hanya kandungan tehnya saja yang sehat, tetapi juga semua material pada produknya aman digunakan. Produk teh yang baik dikemas dalam material kedap udara untuk menjaga rasa dan kandungannya. Selain itu, material kemasan juga harus sesuai dengan standar global dan menggunakan material food grade. Kantong teh celup sebaiknya mengandung serat-serat alami sehingga terbebas dari substansi yang dapat membahayakan kesehatan. Jadi, sudah ngeteh belum hari ini?
– Kehidupan masyarakat yang semakin praktis dan instan ini menuntut para penjual makanan untuk lebih kreatif dalam mengemas makanan sesuai dengan kegiatan sehari-hari, dengan tujuan agar lebih dilirik pembeli dan makanan cepat di balik inovasi pengemasan tersebut, tidak sedikit oknum nakal yang kemudian memanfaatkan kemasan yang digunakan dengan bahan yang bisa mengancam kesehatan seseorang. Jadi, setiap orang perlu mengenali dan memahai produk yang dibeli agar tidak membahayakan kesehatan kemasan tersebut seperti kertas, styrofoam, plastik BPA, dan masih banyak lagi. Menurut laman resmi Balai Besar Pelatihan Pertanian BBPP Lembang, berikut penjelasan bahaya dari kemasan pangan bagi kesehatanKemasan kertas biasa masyarakat temukan sebagai wadah dari minuman dan makanan di restoran cepat saji. Namun, kini Anda harus sudah mulai waspada, karena kemasan makanan kertas bisa menimbulkan kontaminasi dari mikroorganisme, sehingga bisa merusak produk makanan dan menimbulkan bila kertas yang digunakan merupakan kertas bekas ada tintanya dan digunakan untuk membungkus makanan berminyak, timbal yang terdapat dalam tinta bisa berpindah ke Kemasan Kaca, Gelas, dan PorselenKemasan kaca biasanya banyak digunakan untuk botol minuman, sementara porselen juga banyak digunakan di rumah-rumah sebagai peralatan makan. Di balik tampilannya yang indah berwarna-warni, ternyata tidak semua kemasan tersebut baik bagi tubuh BBPP Lembang, warna botol kaca yang paling baik dalam menyaring cahaya ultraviolet ialah warna amber dan merah. Selain itu, warna cokelat pada kemasan botol kaca minuman sari jeruk nipis juga dinilai aman, karena bertujuan agar kandungan asam tidak bereaksi dengan kemasan dan cahaya tidak merusak vitamin kemasan plastik inilah yang paling banyak dan sering digunakan oleh masyarakat Indonesia. Selain karena mudah didapatkan, kemasan plastik juga harganya terjangkau. Namun, dari kemasan plastik yang sering digunakan misalnya untuk bakso atau makanan berkuah dan polimer-polimer bisa terlepas dan masuk ke dalam produk pangan. Kemasan plastik yang aman adalah yang 2 LDPE, 4 HDPE, dan 5 PP. Jenis PET 1 dinilai yang paling aman, karena tahan terhadap suhu tinggi hingga 200 derajat Jakarta, kemasan makanan menggunakan styrofoam masih bisa dengan mudah ditemukan. Padahal, penggunaan styrofoam terlalu sering bisa memicu masalah kesehatan, karena bisa mengeluarkan residu yang cukup berbahaya. Jadi, yang harus dilakukan oleh masyarakat adalah mengurangi penggunaan kemasan makanan dengan styrofoam. post Ada Bahaya di Balik Kemasan Makanan, Yuk Kenali appeared first on