DihimpundetikTravel dari berbagai sumber, Selasa (7/9/2021), Danau Toba di Sumatera Utara turut menyimpan legenda yang diceritakan turun temurun oleh masyarakat sekitar. Konon menurut legenda, Danau Toba terbentuk karena terbongkarnya rahasia seorang putri jelmaan ikan mas.
1 Laguna Air Putri. Tadi, sudah disebutkan bahwa legenda Nenek Luhu memiliki kaitan erat dengan asal-usul Laguna Air Putri. Nah, obyek wisata tersebut tepatnya terletak di Desa Waiyoho, Kecamatan Seram Barat. Tempat ini sebenarnya adalah mata air yang muncul tepat di pinggiran pesisir pantai yang kemudian membentuk laguna.
Ceritalegenda ini menceritakan seorang petani yang terbilang miskin dan juga masih melajang. Pada suatu hari setelah ia membajak sawahnya, ia memutuskan untuk memacing di sungai. Saat memancing ia berandai-andai memiliki seorang istri dan juga membayangkan akan mendapat ikan yang besar untuk dimasak nanti. Tak lama, pancingnya bergerak kuat.
KisahLegenda Terjadinya Air Putri. KSDAE Direktorat Jenderal Konservasi Perigi Daya Alam dan Ekosistem
Airmatanya mengalir deras, dan lama-kelamaan menggenang hingga menenggelamkan bebatuan tempatnya duduk. Majojaru ikut tenggelam dalam air mata kesedihannya yang menggenang, lalu ia meninggal dunia. Tak berapa lama, di tempat itu terbentuk sebuah telaga kecil yang airnya sebening air mata dan berwarna kebiruan seperti langit.
Seketikalangit gelap dan hujan turun dengan deras. Air juga keluar dari bawah tanah yang membuat perkampungan terendam air. Toba dan Samosir tiba-tiba hilang saat perkampungan berubah menjadi lautan air. Danau Toba dan Pulau Samosir diyakini sebagai perwujudan siluman ikan dan anaknya.
Sambilmemandangi cermin, Putri Malu mengajukan permohonan. "Wahai cermin, bisakah kau mengubah wajahku menjadi cantik sebelum aku tertidur malam ini?" Pintanya. Sungguh mengejutkan, cermin itu berbicara dan menjawab pertanyaan Putri Malu. Dari cermin itu, muncul bayangan seorang peri. "Tuan putri, sebenarnya kau sudah cantik dari dalam hatimu.
KisahLegenda Terjadinya Air Putri Alkisah pada jaman dahulu kala, hiduplah seorang putri yang bernama Ta Ina Luhu dari Negeri Luhu di Pulau Seram. Ia adalah anak dari Raja Negeri Luhu yang begitu bijaksana, baik, dan berbudi pekerti luhur. Suatu ketika Belanda menguasai Negeri Luhu dan seluruh keluarga Raja tewas dibantai Belanda Pariwisata Tagar:
e4KMRi. Sudut cantik di Air Putri Tampak Air Putri yang membaur dengan lautan Tampak Air Putri yang membaur dengan lautan Tampak Air Putri yang membaur dengan lautan Sudut cantik di Air Putri Tampak Air Putri yang membaur dengan lautan Tampak Air Putri yang membaur dengan lautan Telaga Air Putri yang begitu teduh Sudut cantik di Air Putri Tampak Air Putri yang membaur dengan lautan Tampak Air Putri yang membaur dengan lautan Telaga Air Putri yang begitu teduh Alkisah pada jaman dahulu kala, hiduplah seorang putri yang bernama Ta Ina Luhu dari Negeri Luhu di Pulau Seram. Ia adalah anak dari Raja Negeri Luhu yang begitu bijaksana, baik, dan berbudi pekerti luhur. Suatu ketika Belanda menguasai Negeri Luhu dan seluruh keluarga Raja tewas dibantai Belanda kecuali sang putri yang ditangkap namun berhasil melarikan diri. Singkat cerita, ia diselamatkan oleh kerajaan lain yang bernama Soya. Sang putrid diperlakukan layaknya keluarga kerajaan. Namun, ternyata Putri Ta Ina Luhu dihamili oleh para serdadu Belanda yang menangkapnya. Ia merasa tidak enak merepotkan Raja Soya dan melarikan diri dari Kerajaan Soya. Sang Putri Ta Ina Luhu ingin hidup sendiri dengan keadaannya saat ini. Ia kabur dari Istana Soya dengan menaiki kuda kerajaan dan pergi menyusuri hutan belantara yang dingin dan mencekam. Setelah berjalan jauh, akhirnya Ta Ina Luhu kelelahan dan terjatuh dari kuda. Setelah istirahat, Putri Ta Ina Luhu pun melanjutkan perjalanan dengan berbagai kejadian ajaib yang terjadi. Tempat ia beristirahat kini menjadi sebuah gunung yang bernama “Gunung Nona”, kemudian pada saat ia memacu kuda dengan kencangnya, topi yang ia gunakan pun terbang tertiup angin namun pada saat akan diambil topi tersebut berubah menjadi batu yang kemudian dikenal sebagai “Batu Capeu”. Selanjutnya, Sang Putri terus menyusuri wilayah pantai Amasuhu dalam keadaan yang sangat melelahkan dan akhirnya ia pun memutuskan untuk beristirahat dan minum pada sebuah mata air yang hingga kini dikenal sebagai “Air Putri”. Air Putri berada di Pulau Seram, tepatnya Seram bagian barat. Perjalanan menuju tempat ini dengan kendaraan bermotor memakan waktu hampir 2 jam dari Piru, Ibukota kabupaten Seram Bagian Barat. Obyek wisata ini masih sangat alami, bahkan untuk mencapai tempat ini kita harus melalui jalan tanah yang kurang baik. Kira-kira 1,5 kilometer dari jalan raya Trans Seram, kita harus menyusuri hutan dan menuju sebuah desa transmigran yang berpenduduk masyarakat suku Buton. Letak Air Putri berada di pinggir desa ini. Lama perjalanan dan kesulitan-kesulitan yang dilalui sekejap terbayarkan ketika sampai di Air Putri. Sesuai kisah legenda yang menyertainya, Air Putri adalah mata air yang berada tepat di pinggir pesisir pantai. Oleh karena itu, air tawar yang keluar dari mata air membentuk sebuah laguna dan bercampur dengan air laut yang asin dan hangat pada satu titik. Kondisi geografis Air Putri sangatlah unik, sebuah laguna yang terletak menjorok ke daratan dan membentuk sebuah sungai yang berakhir di lautan nan luas. Pantai, Laguna, Sungai, air asin, air tawar dan pepohonan yang teduh menjadi satu di wilayah Air Putri ini. Warga sekitar biasa memanfaatkan Air Putri sebagai tempat bersantai layaknya Sang Putri Ta Ina Luhu. Mereka biasanya mandi di laguna Air Putri dan berwisata di pantai yang berada di dekatnya. Bahkan dalam waktu-waktu liburan, tempat ini akan ramai dikunjungi warga dan kios-kios dagangan pun akan bermunculan. Air Putri memang belum banyak dikenal secara umum, tapi sudah menjadi tempat favorit bagi warga setempat untuk berekreasi. Kisah perjalanan sang Putri Ta Ina Luhu ini masih panjang dan setiap kejadian yang ia alami berikut tempatnya banyak menjadi nama tempat di Seram dan Ambon yang dikenal hingga kini. Kisah Putri Ta Ina Luhu ini menjadi sebuah cerita rakyat Maluku yang dikenal sebagai kisah Nenek Luhu. Bahkan, keberadaan Nenek Luhu saat ini menjadi cerita mistik dimana Sang Nenek yang merupakan penjelmaan Putri Ta Ina Luhu akan muncul ketika hujan lebat dan mulai meculik anak-anak yang berada di luar rumah. Pesan moral dari kisah Ta Ina Luhu atau Nenek Luhu ini adalah kemandirian yang dimiliki sang putri dan pesan bagi anak-anak agar tidak keluar rumah saat hujan lebat. [Phosphone/IndonesiaKaya] Artikel Terkait
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Legenda Putri Nglirip, begitulah kisah yang berkembang di kawasan wisata Air Terjun Nglirip. Dalam legenda yang bekembang di masyarakat, kisah itu menceritakan tentang sosok seorang putri yang sering menampakan wujudnya dengan wajahnya yang rupawan dan berbusana ala putri kerajaan pada masa lampau. Putri itu juga digambarkan memiliki kebiasaan membatik kain disana. Tentu bukan sembarang putri biasa. Karena Putri Nglirip itu merupakan makhluk dari dunia Gaib yang dipercaya merupakan penguasa dan penghuni kawasan air terjun Nglirip. Selain itu, Sang Putri juga sering menampakkan wujudnya di kawasan hutan di sekitar Air terjun Nglirip. Di balik keindahan panorama disana, ternyata air terjun Nglirip menyimpan legenda yang menarik sekaligus membuat bulu kuduk merinding. Air Terjun Nglirip berada di desa Mulyoagung Kecamatan Singgahan, sekitar 35 km ke arah barat daya dari Kota Tuban, Jawa Timur. Letaknya tak jauh dari tepi jalan raya dengan jalan yang bertikungan tajam di dekat kawasan ini . Selain bisa ditempuh dari Tuban dengan melewati kecamatan Merakurak – Montong - Nglirip, untuk menuju ke air terjun Nglirip juga bisa ditempuh dari Bojonegoro melewati kecamatan Parengan-Singgahan - Nglirip. Begitu juga bila ditempuh dari Blora dengan melewati kecamatan Jatirogo - Bangilan - Nglirip. Bila ditempuh dari Tuban, sesampai di Montong akan melewati semacam terowongan sepanjang 300 meter dengan tebing-tebing batu yang cukup tinggi di kanan- kirinya. Setelah itu dengan melewati kawasan hutan sepanjang 3 km dengan vegetasi tanaman jenis jati, mahoni, sengon dan sebagainya. Di hutan ini banyak terdapat sumber dan mata air yang jernih dan mengalir tiada hentinya. Di seberang jalan di dekat air terjun Nglirip terdapat makam Mbah Jabbar yang dikeramatkan oleh warga setempat. Makam itu berada di gundukan tanah yang cukup tinggi sehingga untuk menuju ke sana harus dengan menaiki undak-undakan. Air terjun Nglirip dengan ketiggian sekitar 35 meter dan lebar 28 meter ini memang tampak indah dan menarik sebagai destinasi wisata di Tuban. Air terjun ini sebenarnya merupakan bendungan irigasi yang airnya mengalir ke daerah yang lebih rendah. Di bagian atas air terjun terdapat jembatan kecil yang terbuat dari besia dan digunakan oleh warga sebagai jalan penghubung antar kampung. Berdiri di Jembatan itu pengunjung bisa memandang aliran air terjun yang mengalir sampai jauh dengan panorama alam sekitarnya yang menawan. Memasuki kawasan air terjun Nglirip dikenai tiket Rp 2000 per orang. Tak ada fasilitas, sarana dan prasarana apapun yang memadai disana. Jenazah Utuh Terkubur 35 Tahun Penampakan Jin,Tuyul dan Pocong Di Tuban Lihat Travel Story Selengkapnya